Perlu diketahui bahwa Zaman Belanda berkuasa desa Dermolo adalah wilayah baru yang ada di wilayah jepara. Pada tahun 1858 terjadi keresahan di masyarakat. Terjadinya penganiayaan perampokan penyiksaan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh berandalan di area distrik Bangsri.
Kabar tersebut terdengar sampai Gubernur Jepara kala itu.maka Gubernur memerintahkan kepada bupati Jepara untuk menangani berandalan yang telah meresahkan masyarakat itu.
Maka bupati Jepara pun menindaklanjuti kasus tersebut, tetapi tidak berhasil dan bertambah merajalela. 1866 bupati Jepara memerintahkan lurah jinggotan untuk mencari kelompok tokoh yang mampu meumpas para kejahatan tersebut.
 Maka Suatu ketika Lurah Jinggotan pun melaksanakan tugas tersebut. Beberapa tahun kemudian setelah mengumpulkan data.
Akhirnya lurah Jinggotan datang menjumpai Padepokan Ampel. Saat itu lurah Jinggotan bertemu mbah giyah yang sedang menyapu halaman rumah.
Maka diantarlah lurah Jinggotan bertemu dengan mbah Tambar.Terjadilah pertemuan 2 tokoh sakti yaitu mbah tambar dan mbah giyah. Terjadilah kesepakatan antara mbah tambar dan lurah Jinggotan kalau kedua tokoh tersebut berhasil menumpas para berandalan itu maka akan diberi hadiah sebagian tanah.“ WAK NEK SAMPEYAN SAK BIANTU KARO AKU, BESUK NEK REJANE ZAMAN TAK PARINGI HADIAH WILAYAH/ TANAH SEBAGIAN LOR KALI JINGGOTAN " Itu adalah perkataan dari lurah Jinggotan. Maka mbah tambar dan mbah giyah dibantu dengan mbah nongko dan mbah Sumolodo, mbah Ngampel, mbah mbah adi alim segera melakukan perintah lurah Jinggotan atas nama bupati Jepara.
Perlu diketahui bahwa Mbah Tambar adalah sosok pendiam berilmu tinggi yang tidak mau mengganggu/ merugikan orang lain. Pada saat itu mbah nongko dan mbah Sumolodo adalah ketua dari berandalan tersebut. Maka dengan mudah mengatasi para berandalan itu.
10 tahun kemudian(1870)mbah tambar dkk berhasil menumpas para berandalan itu. Mska area distrik Bangsri dan sekitarnya menjadi aman.
Sesuai dengan janjinya lurah Jinggotan pun menyerahkan sebagian tanah miliknya yang bertempat di lor kali yang ditinjau Langsung oleh Bupati Jepara. Pada saat kunjungan kanjeng Bupati diadakanlah acara Beksan Tayub dan jamuan makan ikan wader yang sungguh nikmat diambil dari belik milik mbah Tambar sendiri, ayam panggang dll.
Kemudian pada bulan besar bertepatan di bawah pohon besar yang ditanam oleh mbah tambar sendiri. Mbah tambar mbah giyah dkk sepakat untuk menamai daerah tersebut sebagai Demolo. Seiring berjalannya waktu daerah tersebut menjadi daerah Dermolo.
|
Komentar
Posting Komentar